Tuesday, August 09, 2011

Di saat orang2 heboh dengan kenaikan harga emas seiring dengan saham yang jatuh bebas, apa yang saya lakukan? Tidak ada.
Prinsip dasar yang saya pegang untuk mengatur keuangan adalah: praktis. Orang yang ga telaten kayak saya, mana bisa punya logam mulia? Mana sempet ngatur punya safe deposit box? Mana sempet redeem satu beli yang lain? Mana sempet punya puluhan investasi dan bisa manage satu persatu investasinya biar menghasilkan output maksimal?
Jadi ya, yang simpel2 aja deh :)

Tujuan pun dibuat sesimpel mungkin: jangka pendek digabung dengan jangka menengah, dan jangka panjang.
Instrumen investasinya disesuaikan: tabungan bunga Premium untuk tujuan pertama, dan properti, reksadana saham dan saham untuk tujuan kedua.
Kenapa tabungan? Bukankah semua financial planner tidak ada yg menyarankan tabungan untuk tujuan menengah?
Karena saya orangnya konservatif dan simpel. untuk tujuan yang udah di depan mata, saya ga berani naro di reksadana, apalagi saham. Cukup ditabung saja di akun tabungan lain yang ga bisa diambil seenaknya, sampai dana untuk tujuan tertentu tercukupi.
Untuk tujuan jangka panjang, baru deh hajar di saham, reksadana saham, dan properti. Jadi saat market galau kayak gini pun, tutup mata saja. Toh saya baru perlu uangnya 15-25 tahun lagi. Reksadananya juga ga punya banyak, cukup 2 (+1 lagi yang sedang dipertimbangkan). Saham pun hanya saham kantor saya dan saham kantor suami (kebetulan dua2nya blue chips ya). Ngurusnya? Orang HRD kantor, kita tutup mata saja dan menanti saat2 meredeem itu tiba :)
Ga kebayang punya reksadana atau saham puluhan. Salut sama orang yang bisa manage sebanyak itu. Sekedar penasaran, kalau punya sebanyak itu prospektus masing2 reksadana dibaca ga sih? Kenal ga sih sama perusahaan yang diinvestasikan? Atau sekedar ikut2an? :)
Properti nyarinya juga ga rumit, cukup nyimak sekilas iklan saat kita baca koran atau lihat spanduk di jalan, that’s it. Kalau dirasa cocok, telpon agen pemasaran dan janjian pas week-end.

Ada sih orang2 yang sempet menyambi ngurusin kerjaan di kantor, dan kasak kusuk di sela2 kerjaannya ngurusin pundi2nya. Ga salah juga kalau dia bisa tetap profesional. Tapi saya dan suami menghindari tipe yang seperti itu. Males kan ya, pas lagi meeting dan nengok laptop orang sebelah isinya pergerakan saham? :)
Ada juga yang menyempatkan diri setelah jam kerja ngurusin yang begituan. Kami memilih untuk main sama anak, atau TIDUR. Zzzzzzzzzzz…..

Kalau ditanya, sayang dong ntar hasilnya ga maksimal? Jawaban saya ya kembali ke tujuan masing2. Tujuan kami bukan untuk kaya kok. Tapi saat dibutuhkan, ada uangnya.

Kalau orang bilang punya uang banyak dan cepet itu seneng lho, ga usah kerja. Tinggal ongkang2 kaki ngeliatin saldo. Tiap orang berhak untuk mendifinisikan bahagia untuk dirinya masing2. Saya dan suami ga berencana pensiun muda, masih betah berkarya di tempat kerja masing2. Jadi silahkan berkomentar :)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home