Just a had a nice chat with dad-in-law this morning. Kami berdua diskusi soal pros and cons tinggal di komplek dan bukan komplek. Kebetulan keluarga suami seumur2 ga pernah tinggal dalem komplek. Beliau jelasin kalau memang anak2 jadi ga punya banyak teman di sekitar rumah untuk main2 bareng, tapi sebenernya bisa disiasatin dengan memasukan anak ke sekolah, klub olahraga, dan bermain dengan sodara terdekat. Menurut beliau lagi, tinggal di dalam komplek pun bisa menimbulkan resiko orang tua sulit memfilter pengaruh jelek yg mungkin didapat dari teman2 sekitar (apalagi kalau kedua orang tua bekerja).
Saya tambahkan juga alesan kenapa di awal2 kami mencari rumah yang sebisa mungkin masih dalam ring 2 jakarta, dengan konsukuensi tidak tinggal di dalam komplek.
Pertama: jarak kantor dan option transportasi menuju kantor. Ini penting banget untuk kami yang sebisa mungkin ingin menyempatkan sebanyak mungkin waktu dengan anak.
Kedua: jarak dengan sekolah dan calon sekolah anak dan (lagi2) option transportasi menuju sekolah2 tersebut. I’m thinkin in the long run ya. Kalo sampai tk-sd mungkin banyak option sekolah bagus di daerah suburb, tapi kalo sudah smp-sma, dengan rencana kami yg ingin menyekolahkan anak ke sekolah negri yg bagus, nampaknya tidak klop utk tinggal di suburb. I really really can’t imagine living in serpong area (for example ya, don’t take it personally) and my kid goes to bukit duri (amin!) each day. Ga kebayang capenya kayak apa…
Bersyukur, pilar bisa bermain dengan teman2 di sekolah 2-3 hari seminggu, dan di sela2 itu bisa main dengan sepupu2nya. Kalau sudah besaran dikit (tahun depan :P), papanya antusias mau ngenalin pilar dengan tenis. Kebetulan deket rumah juga ada tempat latian tenis untuk anak2.
Semoga, walopun kita ga tinggal dalam komplek yg banyak anak2nya, ga berarti kita ga mikirin sosialisasi buat pilar ya. Walopun pendekatannya akan beda dengan yg tinggal di komplek, tapi insya Allah my kid will grow in a socialized manner. Amin!
Makasih anggut untuk obrolan paginya, sangat mencerahkan. Come back soon!
Saya tambahkan juga alesan kenapa di awal2 kami mencari rumah yang sebisa mungkin masih dalam ring 2 jakarta, dengan konsukuensi tidak tinggal di dalam komplek.
Pertama: jarak kantor dan option transportasi menuju kantor. Ini penting banget untuk kami yang sebisa mungkin ingin menyempatkan sebanyak mungkin waktu dengan anak.
Kedua: jarak dengan sekolah dan calon sekolah anak dan (lagi2) option transportasi menuju sekolah2 tersebut. I’m thinkin in the long run ya. Kalo sampai tk-sd mungkin banyak option sekolah bagus di daerah suburb, tapi kalo sudah smp-sma, dengan rencana kami yg ingin menyekolahkan anak ke sekolah negri yg bagus, nampaknya tidak klop utk tinggal di suburb. I really really can’t imagine living in serpong area (for example ya, don’t take it personally) and my kid goes to bukit duri (amin!) each day. Ga kebayang capenya kayak apa…
Bersyukur, pilar bisa bermain dengan teman2 di sekolah 2-3 hari seminggu, dan di sela2 itu bisa main dengan sepupu2nya. Kalau sudah besaran dikit (tahun depan :P), papanya antusias mau ngenalin pilar dengan tenis. Kebetulan deket rumah juga ada tempat latian tenis untuk anak2.
Semoga, walopun kita ga tinggal dalam komplek yg banyak anak2nya, ga berarti kita ga mikirin sosialisasi buat pilar ya. Walopun pendekatannya akan beda dengan yg tinggal di komplek, tapi insya Allah my kid will grow in a socialized manner. Amin!
Makasih anggut untuk obrolan paginya, sangat mencerahkan. Come back soon!
3 Comments:
Hai Mbak Mia,
Salam kenal yah, aku Pedhe..um we are somehow linked through Iluk; I'm marrying Jenggul this year hehe. Also, I went to the same school with Laila.
Aku nulis soal dilema yang sama baru-baru ini, jadi post ini agak-agak semacam pencerahan.
Ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya yaa :)
hai pedhe! *salaman dulu*
lagi nyari2 rumah ya? good luck! emang jodo2an bgt nyari rumah ini, banyak pertimbangan kanan kiri dan tergantung availability juga kan? jangan menyerah :)
moga2 lancar ya nikahannya sama cari rumahnya ya. kapan dong main ke rumah? udah aku sogok2 iluk mau bikin steak wagyu :P
Ah, di mana ada wagyu, di situ ada aku dan Iluk! Hehe gampang itu Mbak, yang pasti bulan November Insya Allah kita ketemu ya di hajatan ;)
Post a Comment
<< Home